Masih kata pepatah - "Mengalah itu bukan berarti kalah"


Sebuah kejadian serius yang baru saja terjadi ini menggelitikku untuk mengajak para pembaca blogku ini untuk sama-sama merenung. Gak usah terlalu gamblang lah cerita kejadiannya, tapi cukup mewakili. Karna kalo terlalu gamblang bisa jadi aib orang lain. Kebetulan banget kejadian ini menimpaku, jadi aku bisa belajar lebih banyak tentang sifat manusia. Alhamdulillah...

Seorang Omku ditegor keras oleh Pak Dheku atas kesalahan orang lain tepat didepanku pada sebuah acara. Si om cuma diam, lalu pergi. Ku kira dengan diam masalah sudah selesai, clear. Nyatanya, waktu aku pulang ke basecamp, si om negur soal kejadian tadi. Aku cuma bisa jelasin kalo tadi itu tujuannya bukan ke si om aja, tapi ke beberapa orang lain. Tapi namanya orang sakit hati (pembaca tau lah gimana rasanya), semua itu terasa gak didengerin. Langsung aja aku bilang sama si om, salah sendiri cuma diem gak langsung jelasin duduk masalahnya gimana, kok malah ngomel-ngomel sekarang. Ya percuma. Dia malah ngmong, 
"aku tau pakdhe itu orangnya keras, aku orangnya keras, dari pada berantem ya aku ngalah aja tapi bukan berarti aku takut, aku dah ngehormati dia tapi dianya malah gitu"
Langsung aja ku katai si om, BULLSHIT! Kalo namanya mengalah ya udah ngalah aja, gak usah dipanjang-panjangin lagi, kalo emang ngehormati ya udah duduk ngobrol baek-baek gak usah pake keras ato emosi, kalo emosi bukan ngehormati namanya. Kalo emang ngalah ya udah sih, gak usah emosi kalo diinjek-injek, emang dah kodrat jadi orang kalah. Ntah didengerin ato gak, yang jelas aku dah jelasin gitu.

Kisahku diatas cuma buat intermezzo saja kawan. Aku yang dulu gak percaya sama orang yang suka ngomong "Mengalah itu bukan berarti kalah", hari ini aku semakin gak percaya. Kalah ya kalah aja, gak usah koar-koar "mengalah". Aku sendiri paling benci orang yang merendah untuk mendapat yang lebih tinggi. Tapi bukan berarti aku pro sama orang yang gak mau mengalah.

11-12 sih antara orang yang mengalah tapi "koar-koar", sama orang yang gak mau ngalah. Kenapa? Orang yang gak mau ngalah itu jelas, dia dengan jelas mengatakan kalo dia gak mau ngalah. Tapi kalo orang yang mengalah tapi "koar-koar" itu aslinya gak mau kalah, tapi apa boleh buat dia kalah duluan terus koar-koar deh, seakan dia gak kalah dan ngalah bukan karena kalah.

Kalo dipikir lebih mendalam dan lebih mendewasa, tujuan dari orang mengalah itu bagus. Kita sama-sama ngerti lah kalo nyelesein suatu masalah, kalo ada dua orang selalu mau menang sendiri, gak ada yang mau mengalah, maka bisa dipastikan gak bakalan bisa diselesaikan dengan baik, bahkan selamanya mungkin gak bakal bisa memberesin masalah-masalah tersebut. Padahal dengan mengalah dapat menetralisir segala pertikaian, masalah besar akan menjadi kecil dan masalah kecil akan dinihilkan, suasana tegang akan berubah menjadi tenang damai. Kalo dari sumber yang aku baca,
Mengalah menunjukkan kelapangan dada/hati seseorang, juga memperlihatkan pandangan orang itu tidak sama dengan orang-orang pada umumnya. Juga menandakan bahwa orang tersebut berjiwa matang.Jalan keluar atau solusi yang rasional dan manusiawi dari konflik perbedaan pendapat atau keinginan justru terletak pada sikap "mengalah dalam pengertian yang benar". Artinya, tidak memaksakan kehendak atau kesukaan diri sendiri, tetapi membiarkan diri mengikuti kehendak orang lain, demi terjadinya perubahan-perubahan rasional dan manusiawi (perbaikan-perbaikan), baik dalam diri sendiri maupun diri orang lain. Langkah ini memungkinkan terjembataninya perbedaan-perbedaan di antara mereka yang berbeda.
Mengalah juga merupakan pilihan sikap yang jauh lebih dewasa dan bijaksana, merendahkan hati dan mengalah mampu menepis keegoisan dan rasa direndahkan dan mampu meningkatkan harga diri , tak jarang sikap mengalah walau tak kalah ini merupakan jawaban dari rentetan kegalauan dan gejolak hati yang ingin selalu dimenangkan. Setidaknya dengan mengalah, bisa menghindari sesuatu hal yang tidak diinginkan. Kalo kata orang jawa:
"Wani ngalah luhur wekasane" (Barangsiapa berani mengalah, maka pada akhirnya ia akan mendapatkan kebahagiaan dan kemuliaan).
Kita harus mengakui mereka yang mengalah bukanlah berarti orang yang lemah, karena sesungguhnya mengalah memerlukan kekuatan yang lebih.


Yang gak aku suka dari orang yang "mengalah" adalah beberapa orang mengalah dengan tujuan mencari kemuliaan, mengalah tapi koar-koar kalo dia belum kalah. Karna mengalah adalah sebuah pilihan, kalo kita sudah milih buat ngalah, ya udah titik gak usah dipanjangin. Bukannya nyari kemuliaan dengan bilang ke semua orang kalo kita kalah karena kita ngalah. Itu sama aja (secara gak langsung) bilang kalo si pemenang itu orang yang egois, dan kita sendiri orang yang dewasa (narsism).

Sedangkan orang yang beralibi mengalah karena dia merasa bisa berpikir lebih dewasa dan agar masalah cepet selesai itu sebenernya gak ada dewasa-dewasanya sama sekali. Kenapa? Ya andai dia dewasa, kalo dia sudah milih buat ngalah, gak bakalan koar-koar "aku ngalah". Nasehatin itu orang yang gak mau ngalah dan tunjukin kalo dia salah. Talk less do more.

Mengalah karena kalah waktu, butuh waktu untuk mempersiapkan diri jadi pemenang
Mengalah karena kalah mental, butuh waktu untuk mempersiapkan mental jadi pemenang
atau mungkin memang benar2 kalah tapi pengen menguatkan diri lalu berkata "aku hanya mengalah, gak kalah" (kalah yo kalah ae gak ada namanya kalah untuk menang).
Itulah yang membuatku gak percaya sama orang-orang yang suka ngomong "aku ngalah bukan karena kalah".

Orang yang suka koar-koar "aku gak kalah, tapi mengalah"  itu bullshit. Karena bukan mengalah namanya kalo gak ada keiklasan didalamnya, itu namanya BENAR-BENAR KALAH.

Barrakallahu minna wa minkum.

1 komentar untuk "Masih kata pepatah - "Mengalah itu bukan berarti kalah""